Pages

Ads 468x60px

Labels

iOS

5/Life%20Style/feat-tab

Facebook

Business

5/Cars/feat-tab

Author Details

Templatesyard is a blogger resources site is a provider of high quality blogger template with premium looking layout and robust design. The main mission of templatesyard is to provide the best quality blogger templates.

Post Bottom Ad

ad728

Videos

6/Tech/feat-videos

Technology

3/Tech/feat-grid

Fashion

5/Life%20Style/feat2

Header Ads

ad728

Breaking News

Android

5/Tech/feat-tab

Fashion

5/Cars/feat-tab

Follow Us @templatesyard

Translate

Recent Slider

5/Tech/feat-slider

Comments

3/recent-comments

Post Top Ad

ad728

Beauty

4/Cars/post-per-tag

Main Slider

5/slider-recent

Culture

4/Future/post-per-tag

Photography

3/Tech/post-per-tag

Recent

3/recent-posts

Popular Posts

Rabu, 06 September 2017

Mahasiswa Kok Takut Cepat Lulus?

Tulisan ini juga di posting di web http://nuwobalak.id/2017/08/31/mahasiswa-kok-takut-cepat-lulus/

Oleh: Ririn Erviana
Mahasiswa Pendidikan Agama Islam IAIN Metro

Membicarakan mahasiswa memang tidak pernah ada habisnya. Kalau sudah membahas intelektualitas kita sampai lupa mngkritisi diri sendiri karena sibuk meriveiw kebijakan orang lain. Ada yang berbangga diri mengejar cumlaude dalam waktu secepat mungkin. Ada pula yang berbangga diri memperluas link dengan menjadi aktivis kampus, adapula yang bangga lulus karena hampir drop out. Bisa dikatakan itu masalah klasik, namun ada yang lebih pelik lagi masalahnya. Dari berbagai macam spesies mahasiswa itu akhirnya saling gontok-gontokan dan rasisme. Merasa paling benar berada diposisi masing-masing. Alhasil ada penggolongan ilmuan dan intelektual. Ilmuan yang katanya hanya berjibaku dengan buku-buku dan sendiko dawuh atas peraturan yang ada. Kaum intelektual yang katanya digadang-gadang mahasiswa sesungguhnya, dengan segala gagasan yang sibuk disuarakan. Katanya masyarakat akademik itu terkenal moderat? Kok main deskriminasi dan saling merasa benar. Katanya kaum berpendidikan terbiasa tabayyun (klarifikasi)? Kok main justifikasi.
Mahasiswa yang IPK-nya tinggi dan tidak ikut organisasi bukan berarti dia pengecut atau kurang kritis. Barangkali punya tanggung jawab lain diluar kampus. Misalnya kuliah sambil bekerja untuk membayar UKT. Kok sekarang lulus lambat itu jadi keren yaa? La wong ipk tinggi yang didapat itu kan nggak hanya dari duduk mlongo dikelas saja. Meskipun kuliah tidak ada alfa kalau nilai ujiannya nol ya tetep aja nggak lulus. Di dalam materi perkuliahan juga ada praktik. Jadi yaa nggak etis lah kalau aktivis main judge yang nggak aktivis.
Kalau sayang melepas status mahasiswa hanya karena takut kehilangan diskon-diskon via member card bertipe mahasiswa atau takut tidak bisa mnikmati makanan enak di seminar besar secara gratis. Itu sama saja anak kecil yang takut kehilangan uang saku dari orang tuanya. Seharusnya segera menyelesaikan studi dan mengejar studi berikutnya supaya akses gratis itu masih kita rasakan, tapi bukan dengan status mahasiswa melainkan status yang lebih tinggi misalnya dosen. Nah kalau sudah jadi dosen revitalisasi dong kebijakan kampus yang katanya nggak adil. Kok mahasiswa terbaik hanya diukur dari IPK-nya saja, skripsi dengan penelitian serius nasibnya gimana?. Nah ketika sudah jadi dosen minimal ada celah untuk mengapresisasi mahasiswa pintar tapi IPK-nya biasa saja.
Barangkali beberapa akademisi akan memahami mengapa seseorang terlambat lulus. Mereka bisa paham karena berada dikubikal itu sehari-harinya. Tapi apakah orangtua yang pekerjaanya hanya di sawah dan angon sapi akan paham. Masyarakat kita ini banyak lho yang tidak tahu menahu tentang kehidupan di perguruan tinggi. Bukankah banyak dari kalian yang orang tuanya hanya lulus SD atau SMP?. Belum lagi lulus terlambat akan meracuni orang-orang yang hendak kuliah dan mencemarkan organisasi yang diikuti. Misalnya (ini contoh lho), seorang anak yang tinggal di desa merengek minta kuliah pada orangtuanya. “Alah nggak usah kuliah, liat itu anaknya si A kuliah bertahun-tahun nggak lulus-lulus”, nah lho?
Contoh selanjutnya, Seorang mahasiswa yang aktif ingin menjadi aktivis di kampusnya kemudian orang tuanya melarang keras. “Kamu kalau kuliah nggak usah ikut yang aneh-aneh, kayak Si B itu terlalu asyik jadi aktivis sampe lupa sama kuliahnya”. Itulah salah satu penyebab mengapa mahasiswa zaman sekarang cenderung apatis. Tidak tertarik ikut organisasi atau menjadi aktivis. Karena mereka sudah didoktrin bahwa “Jika ikut organisasi akan lulus di waktu yang tepat alias terlambat”. Anak baru lulus SMA yang masih polos yang percaya-percaya saja dengan dogma seperti itu.
Oleh karena itu marilah kita imbangi antara kuliah dan menjadi aktivis. Dua-duanya ini penting, karena kuliah kita dapat ilmu daari dosen yang sudah dapat sertifikasi. Sedangkan Menjadi aktivis kita menapat ilmu dari senior yang banyak pengalaman dan skill. Get to be the ballance man-teman.
Jadi mahasiswa mengejar IPK dan aktif organisasi itu ya harus. Yang tidak boleh ditiru itu mahasiswa yang kerjaannya hanya nongkrong di kafe, hang out sana hang out sini bareng pacar. Begadang nonton film hingga masuk kuliah terlambat karena kesiangan. Eehhh ketika tidak lulus mata kuliah itu komplain ke dosen. Sama buku alergi, pergi ke forum diskusi malas. Yang seperti itu baru jangan ditiru.

0 komentar:

Posting Komentar

bagaimana postingan ini?

 

Sample text

Sample Text

5/Cars/feat-tab

Sample Text

 
Blogger Templates