MAKALAH
STRATEGI PEMBELAJARAN
“STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI”
Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mandiri mata
Kuliah Strategi Pembelajaran
Dosen
Pengampu : Buyung Syukron, M.Pd
Disusun Oleh:
RIRIN ERVIANA (1501010213)
JURUSAN TARBIYAH/PAI/A/3
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
JURAI SIWO METRO
TAHUN AKADEMIK 2016
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Dengan memanjatkan puji syukur
kepada Allah SWT, makalah tentang Model Pembelajaran inkuiri ini dapat penulis
selesaikan sebagaimana mestinya. Shalawat dan salam tak lupa kita kirimkan
kepada Baginda Rasulullah SAW sebagai suri tauladan yang patut kita teladani.
Makalah ini penulis susun sebagai
tugas mandiri mata kuliah Strategi Pembelajaran yang diampu oleh Bapak Buyung
Syukron, M.Pd. Makalah ini membahas tentang Pengertian pembelajaran inkuiri dan
bagaimana proses pembelajaran menggunakan model inkuiri. Agar Mahasiswa dan
penulis dapat memahami cara kerja model pembelajaran inkuiri sehingga nanti
dapat mengimplementasikannya kepada peserta didik
Ucapan terima kasih penulis haturkan
kepada pihak-pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini, yang telah
memberikan sumbangsihnya sehingga makalah ini bisa diselesaikan. Oleh karena
itu, penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.
Bapak Buyung Syukron selaku dosen
pengampu mata kuliah Strategi Pembelajaran
2.
Teman-teman mahasiswa yang tergabung
dalam kelas A.
Semoga dengan adanya makalah ini
dapat memberikan dampak positif dan penunjang pembahasan materi bagi
teman-teman mahasiswa bukan saja dari segi kulit dan kertasnya tapi juga
pesan-pesannya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Metro,
24 November 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................. i
Kata Pengantar............................................................................................ ii
Daftar Isi....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan................................................................................ 2
BAB
II PEMBAHASAN............................................................................. 3
A. Pengertian Strategi Pembelajaran Inkuiri........................................... 3
B. Prinsip-prinsip Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Inkuiri................. 5
C. Proses Inkuiri...................................................................................... 9
D. Keunggulan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran Inkuiri............. 11
BAB
III PENUTUP..................................................................................... 13
A. Kesimpulan......................................................................................... 13
B. Saran................................................................................................... 13
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................. 14
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Dewasa
ini, tidak dipungkiri bahwa kesejahteraan masyarakat dan negara bergantung pada
sumbangan kreatif dari masyarakat, untuk itu perlulah sikap dan perilaku
dipupuk sejak dini pada peserta didik yang kelak mampu menghasilkan pengetahuan
baru.
Sikap
dan jiwa kreatif ditumbuhkan melalui proses pembelajaran baik di dalam
institusi pendidikan, keluarga maupun masyarakat. Namun dikarenakan model
pembelajaran yang monoton acap kali mengakibatkan kurangnya minat peserta didik
dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga tidak dapat memenuhi ketuntasan minimum
dalam suatu mata pelajaran. Hal itu juga terkadang disebabkan tidak adanya
kesempatan peserta didik dalam mengeksplor kompetensinya, sehingga sumber
pengetahuan hanya berpusat pada pendidik saja.
Oleh
karena itu, sekiranya perlu model pemrosesan informasi yang menekankan pada
bagaimana seseoang berpikir dan bagaimana dampaknya terhadap cara-cara mengolah
informasi.
Dasar
dari pemecahan masalah adalah kemampuan untuk belajar dalam situasi proses
berpikir. Dengan demikian, hal ini dapat diimplementasikan bahwa kepada siswa
hendaknya diajarkan bagaimana belajar yang meliputi apa yang diajarkan,
bagaimana hal itu diajarkan, jenis kondisi belajar, dan memperoleh pandangan
baru. Salah satu yang termasuk dalam model pemrosesan informasi adalah model pembelajran
inkuiri. Maka di dalam makalah ini penulis berusaha mengupas strategi
pembelajaran inkuiri agar semakin menambah khazanah pengetahuan dan tentunya
dapat mengimplementasikan dalam institusi pendidikan.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa
yang dimaksud dengan strategi pembelajaran inkuiri?
2.
Apa
saja prinsip-prinsip dalam pembelajaran inkuiri?
3.
Bagaimana
proses pembelajaran inkuiri?
4.
Apa
saja keunggulan dan kekurangan strategi pembelajaran inkuiri?
C.
TUJUAN PENULISAN
1.
Mengerti
dan memahami apa yang dimaksud dengan strategi pembelajaran inkuri.
2.
Memahami
prinsip-prinsip yang harus dipakai dalam strategi pembelajaran inkuiri.
3.
Mengerti,
memahami dan dapat mengaplikasikan strategi pembelajaran inkuiri.
4.
Mengerti
dan memahami keunggulan dan kekurangan strategi pembelajaran inkuiri.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN STRATEGI
PEMBELAJARAN IKUIRI
Istilah
“inkuiri” berasal dari bahasa Inggris, yaitu inquiry yang berarti pertanyaan atau penyeledikan (Wina Sanjaya,
2007). Pembelajaran inkuiri adalah pembelajaran yang melibatkan seluruh
kemampuan peserta didik secara maksimal untuk mencari dan menyelidikki secara
sistematis, kritis, logis, dan analitis, sehingga peserta didik dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.[1]
Sund,
seperti yang dikutip oleh Suryosubroto
(1993:193), menyatakan bahwa discovery
merupakan bagian dari inquiry, atau inquiry merupakan perluasan proses discovery yang digunakan lebih mendalam.
Inkuiri yang dalam bahasa Inggris inquiry,
berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan. Inkuiri sebagai suatu
proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi.[2]
Strategi
pembelajaran inkuiri juga dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis
untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban yang sudah pasti dari suatu masalah
yang dipertanyakan. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasa
Yunani, yaitu heuriskein yang berarti
saya menemukan.[3]
Strategi
ini juga bisa dinamakan pembelajaran berbasis problem solving, namun sering disebut juga strategi inkuiri atau
strategi discovery. Perbedaannya,
strategi inkuiri lebih menekankan pada keyakinan atas diri sendiri terhadap apa
yang ditemukan. Sedangkan, discovery menekankan pada penemuan.[4]
Dari
berbagai pendapat mengenai pengertian strategi pembelajaran inkuiri penulis
memahami bahwa strategi pembelajaran inkuiri adalah pembelajaran yang
menitikberatkan peran peserta didik dalam berpikir kritis dan analitis sehingga
dapat menemukan jawaban dari sebuah permasalahan yang disajikan oleh pendidik.
Pengajaran
inkuiri dibentuk atas dasar diskoveri, sebab seorang siswa harus menggunakan
kemampuannya berdiskoveri dan kemampuan lainnya. Dalam inkuiri, seseorang
bertindak sebagai seorang ilmuwan (scientist), melakukan eksperimen, dan mampu
melakukan proses mental berinkuiri, adalah sebagai berikut.[5]
1.
Mengajukan
pertanyaan-pertanyaan tentang gejala alami
2.
Merumuskan
masalah-masalah
3.
Merumuskan
hipotesis-hipotesis
4.
Merancang
pendekatan investigative yang meliputi eksperimen
5.
Melaksanakan
eksperimen
6.
Mensistesiskan
pengetahuan
7.
Memiliki
sikap ilmiah, antara lain objektif, ingin tahu, keterbukaan, menginginkan dan
menghormati model-model teoretis, serta bertanggung jawab.
Untuk
mencipkatan kondisi seperti itu, peranan guru adalah sebagai berikut:[6]
1.
Motivator,
member rangsangan agar siswa aktif dan bergairah berpikir
2.
Fasilitator,
menunjukkan jalan keluar jika siswa mengalam kesulitan
3.
Penanya,
menyandarkan siswa dari kekeliruan yang mereka buat.
4.
Administrator,
bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan kelas.
5.
Pengarah,
memimpin kegiatan siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
6.
Manajer,
mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas.
7.
Rewarder,
member penghargaan pada prestasi yang dicapai siswa.
B.
PRINSIP-PRINSIP PELAKSANAAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI
Strategi
pembelajaran inkuiri merupakan strategi yang menekankan kepada pengembangan
intelektual anak. Perkembangan mental (intelektual) itu menurut Piaget
dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu sebagai berikut:[7]
1.
Maturation
atau kematangan adalah proses perubahan fisiologis dan anatomis, yaitu proses
pertumbuhan fisik, yang meliputi pertumbuhan tubuh, pertumbuhan otak, dan
pertumbuhan sistem saraf.
2.
Physical experience
adalah tindakan-tindakan fisik yang dilakukan fisik yang dilakukan individu
terhadap benda-benda yang ada di lingkungan sekitarnya. Aksi atau tindakan
fisik yang dilakukan pada akhirnya akan bias ditransfer menjadi gagasan-gagasan
atau ide-ide.
3.
Social experience
adalah aktivitas pembelajaran yang berhubungan dengan orang lain. Ada dua aspek
pengalaman sosial yang dapat membantu perkembangan intelektual. Pertama,
pengalaman sosial dapat meningkatkan kemampuan bahasa. Kedua, melalui
pengalaman sosial peserta didik akan mengurangi egocentric-nya. Sedikit demi sedikit akan muncul kesadaran bahwa
ada orang lain yang mungkin berbeda dengan dirinya. Pengalaman semacam itu
bermanfaat untuk mengembangkan konsep mental seperti kerendahan hati,
toleransi, kejujuran etika, dan sebagainya.
4.
Equilibration
adalah proses penyesuaian antara pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan
baru yang ditemukan peserta didik. Adakalanya peserta didik dituntut untuk
memperbaharui pengetahuan yang sudah terbentuk setelah ia menemukan informasi
baru yang tidak sesuai.
Terdapat
beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan strategi
pembelajaran inkuiri.[8]
1.
Berorientasi
Pada Pengembangan Intelektual
Kriteria
keberhasilan proses dari proses pembelajaran dengan menggunakan strategi
inkuiri bukan ditentukan oleh sejauh mana siswa dapat menguasai materi
pembelajaran, akan tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan
sesuatu. Makna dari “sesuatu” yang harus ditemukan oleh siswa melalui proses
berpikir adalah sesuatu yang dapat ditentukan, bukan sesuatu yang tidak pasti,
oleh sebab itu setiap gagasan yang harus dikembangkan adalah gagasan yang dapat
ditentukan.
2.
Prinsip
interaksi
Pembelajaran
sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar,
akan tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.
Guru perlu mengarahkan (directing)
agar siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka.
Sering guru terjebak oleh kondisi yang tidak tepat mengenai proses interaksi
itu sendiri. Misalnya, interaksi hanya berlangsung antarsiswa yang memiliki
kemampuan berbicara saja walaupun pada kenyataannya pemahaman siswa tentang
substansi permasalahan yang dibicarakan sangat kurang; atau guru justru
menanggalkan peran sebagai pengatur interaksi itu sendiri.
3.
Prinsip
Bertanya
Peran
guru yang harus dilakukan dalam menggunakan strategi pembelajaran inkuiri adalah
guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan
pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir. Oleh sebab itu,
kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan. Selain
itu, siswa akan bertanya jika mereka dihadapkan pada masalah yang
membingungkan/kurang jelas. [9]Berbagai
jenis dan teknik untuk bertanya perlu dikuasai oleh setiap guru, apakah itu
bertanya hanya sekedar untuk meminta perhatian siswa, bertanya untuk melacak,
bertanya untuk mengembangkan kemampuan atau bertanya untuk menguji.
4.
Prinsip
Belajar Untuk Berpikir.
Belajar
bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses
berpikir (learning how to think), yakni
proses mengambangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan;
baik otak reptil, otak limbik maupun otak neokortek. Pembelajaran berpikir
adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal. Belajar yang hanya
cenderung memanfaatkan otak kiri, misalnya dengan memaksa anak untuk berpikir
logis dan rasional akan membuat anak dalam posisi “kering dan hampa”. Oleh
karena itu, belajar berpikir logis dan rasional perlu didukung oleh pergerakan
otak kanan, misalnya dengan memasukkan unsur-unsur yang dapat memengaruhi
emosi, yaitu unsur estetika melalui proses pembelajaran yang menyenangkan dan
menggairahkan.
5.
Prinsip
Keterbukaan
Belajar
adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Segala sesuatu mungkin saja
terjadi. Oleh sebab itu, anak perlu diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai
dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya. Pembelajaran yang bermakna
adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis
yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk
memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka
membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.
Pendekatan
inkuiri dalam mengajar termasuk pendekatan modern, yang sangat didambakan untuk
dilaksanakan di setiap sekolah. Adanya tuduhan bahwa sekolah menciptakan kultur
bisu, tidak akan terjadi apabila pendekatan ini digunakan. Pendekatan inkuiri
dapat dilaksanakan apabila dipenuhi syarat-syarat berikut:[10](1)
guru harus terampil memilih persoalan yang relevan untuk diajukan kepada kelas
(persoalan bersumber dari bahan pelajaran yang menantang siswa/problematik) dan
sesuai dengan daya nalar siswa; (2) guru harus terampil menumbuhkan motivasi
belajar siswa dan menciptakan situasi belajar yang menyenangkan; (3) adanya
fasilitas dan sumber belajar yang cukup; (4) adanya kebebasan siswa untuk
berpendapat, berkarya, berdiskusi; (5) partisipasi setiap siswa dalam setiap
kegiatan belajar; (6) guru tidak banyak campur tangan dan intervensi terhadap
kegiatan siswa.
Menurut
Gulo (2008:113-114), penyelesaian masalah dalam strategi pembelajaran inkuiri
atau pembelajaran berbasis problem
solving dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut:[11]
1. Penyelesaian masalah berdasarkan
pengalaman masa lalu
2. Penyelesaian masalah berdasarkan
intuitif
3. Penyelesaian masalah berdasarkan trial and error
4. Penyelesaian masalah secara otoritas
5. Penyelesaian masalah secara metafisika
6. Penyelesaian masalah secara ilmiah
7. Penyelesaian masalah secara rasional
melalui proses dedukasi dan induksi.
Pendekatan
Inkuiri dalam pembelajaran
Guru
memilih tingkah laku/Tujuan
|
Guru
mengajukan pertanyaan yang dapat menumbuhkan siswa mengemukakan pendapatnya
|
Siswa
mnetapkan hipotesis/praduga jawaban untuk dikaji lebih lanjut (alternatif
jawaban)
|
Secara
spontan siswa menjelajahi informasi/data untuk menguji praduga baik secara
individu ataupun secara kelompok
|
Siswa
tidak banyak berusaha mencari informasi untuk membuktikan praduga
|
Siswa
menarik kesimpulan
|
Guru
membantu siswa/mendorong melakukan kegiatan belajar untuk mencari informasi
yang diperoleh
|
inkuiri
|
Siswa
tidak banyak berusaha mencari informasi untuk membuktikan praduga
|
C.
PROSES INKUIRI
Gulo
(2002) menyatakan, bahwa inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual
tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional dan
keterampilan inkuiri merupakan suatu proses yang bermula dari merumuskan masalah,
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat
kesimpulan.
Kendatipun
model inkuiri paling banyak mendapat dukungan dan digunakan oleh para pendidik,
namun tidak berarti bahwa metode lainnya diabaikan atau tidak digunakan untuk
mencapai tujuan-tujuan inkuiri. Penggunaan strategi inkuiri dilakukan melalui
langkah-langkah sebagai berikut.[12]
1.
Mengidentifikasi
dan merumuskan situasi yang menjadi fokus inkuiri secara jelas.
2.
Mengajukan
suatu pertanyaan tentang fakta.
3.
Memformulasikan
hipotesis atau beberapa hipotesis untuk menjawab pertanyaan pada langkah 2
4.
Mengumpulkan
informasi yang relevan dengan hipotesis dan menguji setiap hipotesis dengan
data yang terkumpul.
5.
Merumuskan
jawaban atas pertanyaan sesungguhnya dan menyatakan jawaban sebagai preposisi
tentang fakta. Jawaban itu mungkin merupakan sintesis antara hipotesis yang
diajukan dan hasil-hasil dari hipotesis yang diuji dengan informasi yang
terkumpul.
Menurut
J. Dewey, strategi pembelajaran inkuiri, atau pembelajaran berbasis problem solving dilakukan dalam enam
tahap yang disajikan dalam bentuk table berikut ini.
Tahap-Tahap
|
Kemampuan
yang diberikan
|
1.
Merumuskan
masalah
|
Mengetahui
dan merumuskan masalah secara jelas
|
2.
Menelaah
masalah
|
Menggunakan
pengetahuan untuk memperinci, dan menganalisis masalah dari berbagai sudut.
|
3.
Merumuskan
hipotesis
|
Berimajinasi
dan menghayati ruang lingkup, sebab-akibat, dan alternatif penyelesaian.
|
4.
Mengumpulkan
dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis
|
1.
Kecakapan
mencari dan menyusun data.
2.
Menyajikan
data dalam bentuk diagram, gambar dan tabel.
|
5.
Pembuktian
hipotesis
|
1.
Kecakapan
menelaah dan membahas data.
2.
Kecakapan
menhubung-hubungkan dan menghitung.
3.
Keterampilan
mengambil keputusan dan kesimpulan.
|
6.
Menentukan
pilihan penyelesaian
|
1.
Kecakapan
membuat alternatif penyelesaian.
2.
Kecakapan
menilai pilihan dengan memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap
pilihan.
|
Strategi pembelajaran inkuiri
tercipta melalui konfrontasi intelektual, dimana siswa dihadapkan pada situasi
yang aneh dan mereka mulai bertanya-tanya tentang hal tersebut. Dikarenakan tujuan
akhir model ini adalah pembentukan pengetahuan baru, maka siswa dihadapkan pada
suatu yang memungkinkan untuk diselidiki dengan lebih cermat (Joice and Weil,
1986).[13]
Para siswa
didorong untuk mencari pengetahuan sendiri, bukan dijejali dengan pengetahuan.
Strategi instruksional dapat berhasil bila guru memperhatikan kriteria sebagai
berikut.[14]
1.
Mendefinisikan secara jelas topik inkuiri yang
dianggap bermanfaat bagi siswa.
2.
Membentuk
kelompok-kelompok dengan memperhatikan keseimbangan aspek akademik dan aspek
sosial.
3.
Menjelaskan
tugas dan menyediakan balikan kepada kelompok dengan cara yang responsive dan tepat waktu.
4.
Intervensi
untuk meyakinkan terjadinya interaksi antara pribadi secara sehat dan terdapat
dalam kemajuan pelaksanaan tugas.
5.
Melakukan
evaluasi dengan berbagai cara untuk menilai kemajuan kelompok dan hasil yang
dicapai.
Selain itu, pada
pembelajaran inkuiri Suchman, peran guru memonitor pertanyaan siswa untuk
mencegah agar proses inkuiri, tidak sama dengan permainan tebakan. Hal ini memerlukan
dua aturan penting, yaitu:
1.
Pertanyaan
harus dapat dijawab “ya” atau “tidak” dan harus diucapkan dengan suatu cara
siswa dapat menjawab pertanyaan tersebut dengan melakukan pengamatan.
2.
Pertanyaan
harus disusun sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan guru memberikan jawaban
pertanyaan tersebut, tetapi mengarahkan siswa untuk menemukan jawabannya
sendiri.[15]
D.
KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN STRATEGI PEMBELAJARAN
INKUIRI
1.
Keunggulan
Strategi Pembelajaran Inkuiri
Beberapa
keunggulan strategi pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut:[16]
a. Membantu peserta didik untuk
mengembangkan, kesiapam, serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif;
b. Peserta didik memperoleh pengetahuan
secara individual sehingga dapat dimengerti dan mengendap dalam pikirannya;
c. Dapat membangkitkan motivasi dan gairah
belajar peserta didik untuk belajar lebih giat lagi;
d. Memberikan peluang untuk berkembang dan
maju sesuai dengan kemampuan dan minat masing-masing;
e. Memperkuat dan menambah kepercayaan pada
diri sendiri dengan proses menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada
peserta didik dengan peran guru yang sangat terbatas.
2.
Kelemahan
Strategi pembelajaran Inkuiri
Beberapa
kelemahan strategi pembelajran inkuiri adalah sebagai berikut:[17]
a. Siswa harus memiliki kesiapan dan
kematangan mental, siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan
sekitarnya dengan baik;
b. Keadaan kelas kenyataannya gemuk jumlah
siswanya maka metode ini tidak akan mencapai hasil yang memuaskan;
c. Guru dan siswa yang sudah sangat
terbiasa dengan PBM gaya lama maka strategi ini akan mengecewakan;
d. Ada kritik, bahwa proses dalam strategi
pembelajaran inkuiri ini terlalu mementingkan proses pengertian saja, kurang
memperhatikan perkembangan sikap dan keterampilan bagi siswa.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Strategi
pembelajaran inkuiri adalah pembelajaran yang menitikberatkan peran peserta
didik dalam berpikir kritis dan analitis sehingga dapat menemukan jawaban dari
sebuah permasalahan yang disajikan oleh pendidik. Prinsip-prinsip strategi
pembelajaran inkuiri yaitu: (1) Berorientasi Pada Pengembangan Intelektual, (2)
Prinsip interaksi, (3) Prinsip Bertanya, (4) Prinsip Belajar Untuk Berpikir,
dan (5) Prinsip Keterbukaan. Proses strategi pembelajaran inkuiri melalui
konfrontasi intelektual, dimana siswa dihadapkan pada situasi yang aneh dan
mereka mulai bertanya-tanya tentang hal tersebut. Dikarenakan tujuan akhir
model ini adalah pembentukan pengetahuan baru, maka siswa dihadapkan pada suatu
yang memungkinkan untuk diselidiki dengan lebih cermat (Joice and Weil, 1986).
B.
SARAN
Strategi
pembelajaran inkuiri seyogyanya diiringi dengan kualitas tenaga pendidik yang
mumpuni agar pengembangan ilmu yang terjadi dalam proses pembelajaran dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah. Juga siswa yang terlibat dalam pembelajaran tersebut tidak
menyeleweng pemikirannya karena diluruskan oleh guru ketika jawaban yang
diberikan kurang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Made
Wena. 2012. Strategi Pembelajaran
Inovatif Kontemporer. (Jakarta:Bumi
Aksara)
Muhammad
Thobroni dan Arif Mustofa. 2013. Belajar dan Pembelajaran (Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media)
Nanang
Hanafiah dan Cucu Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. (Bandung:
Refika Aditama)
Oemar
Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar.
(Jakarta: Bumi Aksara)
Suyadi.
2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. (Bandung:Remaja Rosdakarya)
Syaiful
Sagala. 2011. Konsep dan Makna
Pembelajaran. (Bandung: Alfabeta)
Trianto.
2009. Mendesain Model Pembelajaran,
inovatif-progresif. (Jakarta:Kencana)
Wina
Sanjaya. 2013. Kurikulum dan Pembelajran. (Jakarta:Kencana)
[1] Suyadi, Strategi
Pembelajaran Pendidikan Karakter, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2013), h. 115
[2] Trianto, Mendesain Model Pembelajaran,
inovatif-progresif, (Jakarta:Kencana, 2009), h. 166
[3] Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajran,
(Jakarta:Kencana, 2008), h. 303
[4] Muhammad Thobroni dan
Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), h. 333
[5] Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2001), h. 219
[6] Trianto, Op.Cit, h. 167
[7] Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, Op.Cit, h. 118
[9] Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta:Bumi Aksara, 2012),
h. 76
[10] Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung:
Alfabeta, 2011), h. 197
[12] Ibid, h. 220
[13]Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Op.Cit, h. 76
[14] Oemar Hamalik, Op.Cit, h. 221
[15] Trianto, Op.Cit, h. 171
[16] Nanang
Hanafiah dan Cucu Suhana, Konsep Strategi
Pembelajaran, (Bandung: Refika Aditama, 2009), h. 79
[17] Ibid, h. 79