Ririn Erviana
Institut
Agama Islam Negeri Metro
ririnerviana1@gmail.com
Di
dalam perguruan tinggi terutama civitas akademika, tentu tidak luput dari aktivitas
pembuatan karya ilmiah. Ada beberapa jenis karya ilmiah yang bisa ditulis oleh
mahasiswa, dilihat dari tujuan penulisannya, yaitu: (a) karya ilmiah untuk
memenuhi tugas-tugas perkuliahan, seperti makalah danlaporan baba atau buku,
(b) karya ilmiah yang digunakan sebagai syarat menyelesaikan program studi,
seperti skripsi (untuk S1), tesis, (untuk S2), dan disertasi (S3).[1]
Sementara aktivitas menulis dosen lebih banyak berupa jurnal dan
penelitian-penelitian. Salah satu hal yang menandakan integritas suatu
perguruan tinggi adalah berkembangnya penelitian pada masyarakat akademiknya.
Sehingga pembelajaran yang ada bukan lagi transfer
of knowledge tetapi sudah menjadi creative
of knowledge. Namun, hal itu sepertinya belum sesuai dengan kenyataan yang
ada, bahkan di banyak perguruan tinggi para mahasiswa masih bingung dalam
menyusun karya ilmiah semisal jurnal.
Karya ilmiah adalah suatu karya
yang disusun secaraa sistematis dan bersifat ilmiah. Sistematis berarti suatu
karya tulis disusun menurut aturan tertentu, sehingga kaitan-kaitan antar
bagian tersebut sangat jelas dan padu. Bersifat ilmiah maksudnya karya ilmiah
harus disusun secara jujur dan akurat, serta memiliki metodologi yang jelas dan
runtut. Kebenaran dalam sebuah karya ilmiah bukan kebenaran normatif, namun
kebenaran obyektif positif sesuai dengan fakta dan data yang sesuai dengan
kondisi di lapangan.[2]
Karya ilmiah juga dapat diartikan sebagai suatu tulisan yang membahas suatu
masalah pembahasan itu dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamatan,
pengumpulan data yang didapat dari penelitian baik penelitian lapangan tes
laboratorium ataupun kegiatan pustaka.[3]
Berbeda dengan tulisan fiksi
(novel, puisi, cerpen), karya ilmiah bersifat formal sehingga harus memenuhi
syarat. Beberapa syarat tersebut adalah sebagai berikut : (1) Lugas dan tidak
emosional, maksudnya adalah karya ilmiah hanya mempunyai satu arti, tidak
memakai kata kiasan, sehingga pembaca tidak membuat tafsiran (interpretasi)
sendiri-sendiri. Karena itu perlu ada batasan (definisi) operasional pengertian
suatu istilah, konsep, atau variable, (2) logis, maksudnya adalah kalimat,
alinea, sub bab, sub bab-sub bab disusun berdasarkan suatu urutan yang
konsisten. Urutan di sini meliputi urutan pengertian, klasifikasi, waktu
(kronologis), ruang, sebab-akibat, umum-khusus, khusus-umum atau proses dan
peristiwa, (3) efektif, maksudnya adalah baik alinea atau subbab harus
menunjukkan adanya satu kebulatan pikiran, ada penekanan dan ada pengembangan,
(4) Efisien, maksudnya hanya mempergunakan kata/kalimat yang penting dan mudah
dipahami dan (5) ditulis dengan bahasa Indonesia baku.[4]
Menulis karya ilmiah memiliki
beberapa tahap dan prosedur yang harus dilalui seperti mencari ide dengan
mengadakan penelitian, melakukan eksperimen, menemukan data dan teori pendukung
dan selanjutnya menuliskan hasil.[5]
Dengan begitu banyak syarat dan
sifat yang harus dipenuhi dalam membuat karya ilmiah, ternyata membuat minat
mahasiswa dalam menulis karya ilmiah sangatlah kecil. Beberapa
kendala yang muncul dalam kegiatan pembelajaran akhirnya membuat mahasiswa
maupun pendidik tidak produktif dalam hal menulis. Ketidakproduktifan menulis
mahasiswa, diakibatkan karena seolah kegiatan menulis ilmiah menjadi beban yang
begitu sulit. Terlihat fakta lapangan yaitu; (1) Rendahnya motivasi mahasiswa
dalam mengikuti lomba karya ilmiah dan workshop
karya ilmiah, (2) menulis karya ilmiah hanya saat diberi tugas oleh dosen, (3)
Mahasiswa cenderung menyukai tugas diskusi daripada menulis karya ilmiah, (4)
mahasiswa lebih suka menyampaikan gagasannya melalui lisan (public speaking) daripada menuangkannya
dalam bentuk tulisan, (5) banyak mahasiswa memiliki minat baca, namun tidak
memiliki minat menulis.
Menurut
Maslakhah yang dikutip Zuhrufi (2012: 12) menulis adalah berkomunikasi untuk
mengungkapkan pikiran, gagasan, perasaan dan kehendak kepada orang lain secara
tertulis.[6] Apabila dicermati,
selama ini proses pembelajaran menulis karya ilmiah hanya berupa penyampaian
materi, pemberian tugas, dan penilaian terhadap karya ilmiah. Dosen perlu
berinovasi dalam proses pembelajaran sehingga mampu memberi solusi terhadap
permasalahan tersebut.[7]
Media
pembelajaran yang digunakan selama ini hanyalah buku pelajaran yang jumlahnya
sangat kurang mencukupi karena hanya guru yang memiliki buku tersebut, papan
tulis, spidol, dan kapur tulis.[8] Maka dari itu pentingnya
bagi seorang guru Pendidik baik itu dosen atau guru Mata Pelajaran terutama
Agama Islam untuk menentukan stategi mengajar yang tepat yang ditunjukkan untuk
pelajaran peserta didik. Strategi pembelajaran yaitu aktivitas kegiatan
pembelajaran yang wajib dikerjakan oleh seorang pendidik serta peserta didik
supaya tujuan dari pembelajaran dapat terwujud serta berjalan secara efektif
dan efisien.[9] Kemajuan IPTEK adalah
salah satu dari sekian banyak faktor yang ikut mempengaruhi perubahan pesat
yang terjadi di dunia pendidikan (Zaman, 1999:2). Dalam dunia pendidikan,
teknologi dirasa cukup mumpuni untuk membantu memperlancar tercapainya tujuan
pembelajaran.[10]
Suatu
Negara tidak mungkin bisa maju tanpa membaca dan menulis karena informasi untuk
memajukan suatu masyarakat bangsa dapat diperoleh melalui membaca tulisan yang
ada dibuku-buku, majalah, media massa dan lain-lain.[11]
Di
dalam menyusun karya ilmiah, menyertakan sumber referensi sebagai rujukan
adalah sebuah kewajiban. Referensi yang dimaksud bisa berbentuk, body note, footnote maupun daftar pustaka. Apapun namanya dan dimanapun
letaknya, sebenarnya memiliki makna yang tidak jauh berbeda, yaitu mengutip atau
mensitasi.
Menuliskan kutipan atau mengutip adalah mengambil
gagasan tertulis dari suatu sumber pustaka tertentu untuk digunakan atau
dicantumkan dalam karya yang ditulisnya.[12] Pengutipan
juga dapat diartikan sebagai proses peminjaman kalimat atau pendapat seorang
pengarang atau ucapan seseorang yang ahli dalam bidang yang sedang ditulis.[13] Hal
itu dimaksudkan untuk menghindari praktik plagiarisme yang saat ini sudah ada
undang-undangnya. Namun di sisi lain, keterbatasan pengetahuan penulis dalam
sistema penulisan referensi acap kali menjerumuskannya dalam tindak plagiarism
yang tidak disengaja.
Merujuk pada ketentuan Pasal 380 (1) ke-1 KUHP
diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau denda
paling banyak lima ribu rupiah: “Barang siapa
menaruh suatu nama atau tanda secara palsu di atas atau di dalam suatu hasil
kesusasteraan, keilmuan, kesenian dan kerajinan atau memalsu nama atau tanda
yang asli, dengan maksud supaya karenanya orang mengira bahwa itu benar-benar
buah hasil orang yang nama atau tandanya olehnya ditaruh di atas atau di
dalamnya tadi”.[14]
Lebih spesifik lagi, catatan kaki atau biasa disebut
dengan footnote adalah catatan di
kaki halaman yang dipergunakan untuk memberikan penjelasan tambahan atau
mencantumkan keterangan panjang.[15]
Karya
ilmiah akan terbebas dari tindak plagiarisme bila disusun dengan benar dan
mencantumkan daftar rujukan sesuai dengan yang dikutip. Selama ini penyusunan
karya ilmiah kurang memperhatikan sistem penulisan referensi, baik foot note, body note, maupun daftar pustaka. Sehingga tidak jarang dijumpai
ketidaksamaan format penulisan sitasi dalam satu karya ilmiah. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut kita dapat menggunakan kemajuan teknologi dalam
mengatasinya. Salah satunya adalah aplikasi zotero,
yang dapat membantu dalam membuat sitasi pada karya ilmiah. Yang diharapkan
mampu memotivasi para mahasiswa untuk membuat sitasi dengan semestinya, supaya
terhindar dari tindak plagiarism.
Penulis
karya ilmiah mengutip gagasan dari suatu sumber pustaka tertentu untuk berbagai
kepentingan yang beragam. Ada penulis yang mnegutip pendapat orang lain untuk
memperkuat atau mendukung gagasan yang disampaikan. Ada juga penulis yang
menggunakan kutipan sebagai titik pangkal atau sumber utama pemikiran dalam
mengembangkan karyanya. Di samping itu, ada juga penulis yang menggunakan
kutipan untuk keperluan yang lain, di antaranya adalah: (a) untuk memperkuat
penyususnan simpulan, (b) sebagai simpulan dari pembahasan yang ditulisnya, dan
(c) sebagai paparan pembahasan, yakni berbentuk uraian saduran.[16]
Karya
ilmiah adalah salah satu bentuk pengembangan ilmu pengetahuan melalui
penelitian ilmiah yang didasarkan pada sumber-sumber ilmiah yang valid pula.
Suatu karya ilmiah harus dipertanggungjawabkan darimana asalnya mendapat sebuah
teori, bagaimana membandingan antara rujukan yang satu dengan rujukan yang
lain. Oleh sebab itu dalam sebuah karya ilmiah baik itu, makalah, artikel
jurnal, skripsi, tesis, hingga disertasi pasti ada rujukannya.
Ketika
membuat karya ilmiah tanpa disertai rujukan yang bisa dipertanggungjawabkan
teorinya, maka karya itu adalah karangan, hanya fiksi belaka seperti layaknya
cerpen atau puisi. Oleh sebab itu dalam suatu karya ilmiah pasti ada sebuah
rujukan baik berbentuk body note, foot note
hingga daftar pustaka. Rujukan-rujukan itu berfungsi sebagai penunjuk
sekaligus sumber-sumber teori yang dapat dipertanggungjawabkan keilmuannya.
Sehingga yang terdapat dalam tulisan tersebut bukanlah gossip, melainkan fakta yang diperoleh melalui sebuah
penelitian,baik itu kuantitatif maupun kualitatif.
Perluasan
Islam yang mengalami keredupan, malah digantikan Barat yaitu dengan cara
melakukan penyebaran kekuasan lewat teknologi maupun ilmu pengetahuan.[17]
Aplikasi zotero adalah aplikasi yang tidak berbayar
sehingga siapa saja dapat mengakses dan menginstalnya. Pengguna dapat
menambahkan file PDF, gambar, audio,
dan snapshot dari halaman web ke dalam zotero. Zotero secara
otomatis akan mengindeks konten teks lengkap dari koleksi yang dimiliki atau ditambahkan
ke dalam aplikasi. Zotero juga dilengkapi dengan kemampuan untuk menemukan apa
yang dicari hanya dengan beberapa penekanan tombol.[18] Aplikasi
ini memiliki dua versi, yang pertama yaitu zotero satandalone, yaitu aplikasi
yang ditanam dalam windows computer
sehingga bisa tertanam dalam Microsoft word fungsinya untuk memuat referensi
sehingga mudah dalam membuat sitasi, dan yang kedua zotero firefox yaitu untuk online, fungsinya untuk menyimpan
file-file yang pernah kita input jika suatu hari komputer kita di-install ulang, maka masih ada back up data di akun zotero online.
Berikut adalah cara menginstal zotero standalone: (1) download aplikasi zotero
di laman zotero.org,
(2) klik “download now” untuk mendownload
aplikasi,
(3) setelah
itu klik “Download Zotero for windows”,
(4) setelah di download, aplikasi siap di install
dan ditanam dalam windows,
(5) setelah
itu install zotero standalone,
(6) Setelah proses penginstalan selesai, cek pada
menu windows dan pastikan zotero sudah tertanam pada mocrosoft word, untuk
langsung digunakan mengutip,
(7) setelah zotero tertanam pada windows dan
Microsoft word, kita juga perlu menginstal zotero pada firefox, kemudian
membuat akun zotero.
Untuk
menginstal zotero firefox, kita juga mengunjungi laman yang sama, yaitu
zotero.org, setelah itu pilih install zotero for firefox, seperti tampilan
berikut ini,
Setelah itu aka nada peringatan untuk izin install
zotero firefox terhadap windows
Maka, akan terinstal seperti tampilan berikut ini,
Selanjutnya kita juga perlu membuat akun zotero di
dunia maya, fungsinya supaya ketika suatu saat laptop terinstal dan semua data
yang sudah terinput dalam zotero standalone masih ada back up data di akun
tersebut. Adapun langkah-langkah untuk membuat akun zotero adalah sebagai
berikut: (1) buka laman zotero.org, lalu klik register dipojok kanan atas,
Setelah melakukan register, akun
zotero online akan terbuat, seperti pada tampilan di bawah ini
Setelah itu kita dapat
mengsingkronisasi zotero standalone dengan zotero firefox, sigkronisasi
dilakukan secara online dan membuka zotero standalone dan akun zotero, buka
aplikasi zotero pilih menu preference, pilih “sync” lalu masukkan informasi
login sebagaimana yang telah dibuat ke dalam akun zotero online. Klik “Ok” dan
zotero siap melakukan singkronisasi
Setelah itu klik tanda panah warna
hijau di bagian pojok kanan zotero, seperti tampak pada gambar
Setelah memiliki akun zotero
online, kita dapat mengsingkronisasi berkas yang ada di zotero standalone dan
zotero firefox, sehingga ketika suatu hari windows di install ulang, masih ada
back up data di dunia maya.
[1] Muchamad
Fauzan, “Upaya Pembangunan Karakter Mahasiswa STAIN Pekalongan Melalui Kegiatan
Menulis Karya Ilmiah Berprinsip WSQ 165,” Forum Tarbiyah Vol 10, No. 1
(Juni 2012): 7.
[2] Supriyono,
“Menulis Karya Ilmiah Bagian Dari Upaya Pemantapan Kompetensi Pendidik,” Diklus
XVI (September 2012): 4.
[3] Tri
Wulandari Agus Setyo Utomo, “Motivasi Pustakawan dalam Menulis Karya Ilmiah
pada Terbitan Berkala di Badan Arsip dan Perpustakaan Jawa Tengah,” Jurnal
Ilmu Perpustakaan Vol 2, No 4 (2013): 3, http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jip.
[4] Y.
Soeharso Eko Heri Widiastuti, “Panduan Penulisan Karya Ilmiah,” Majalah
Ilmiah Pawiyatan XXII, No 2 (Juli 2015): 3.
[5] Rahmiati
Rahmiati, “Problematika Mahasiswa Dalam Menulis Karya Ilmiah,” Jurnal Adabiyah
13, no. 2 (8 Desember 2013): 5.
[6]
Agus Setyo Utomo, “Motivasi
Pustakawan dalam Menulis Karya Ilmiah pada Terbitan Berkala di Badan Arsip dan
Perpustakaan Jawa Tengah,” 3.
[7] Santi
Pratiwi Tri Utami mad Syaifudin, “Penerapan Teknik Koreksi Tidak Langsung Untuk
Meminimalkan Kesalahan Berbahasa dalam Penyusunan Karya Ilmiah pada Mahasiswa
Nonjurusan Bahasa,” Universitas Negeri Semarang, 2012, 53.
[8] Dedi
Wahyudi, “Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Pendidikan Akhlak
dengan Program Prezi,” Universitas Ahmad Dahlan, n.d., 2.
[9] Dedi
Wahyudi Tuti Alafiah, “Studi Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Multiple
Intelligences dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam,” Pembelajaran…
(Dedi Wahyudi & Tuti Alafiah Vol. 8 (Desember 2016): 4,
doi:10.18326/mudarrisa.
[10] Dedi
Wahyudi Habibatul Azizah, “Strategi Pembelajaran Menyenangkan Dengan Konsep
Learning Revolution” v26.1-28 (2016): 4, doi:10.18326/attarbiyah.
[11] Daniel
Andrianus Ginting, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Akutansi
dalam Menulis dan Mempublikasin Karya Ilmiah,” Universitas Brawijaya,
n.d., 2.
[13] Yakub
Nasucha Muhammad Rohmadi, dkk, Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Tulis
Ilmiah (Yogyakarta: Medium Perkasa, n.d.), 89.
[14] Yuliati,
“Perlindungan Hukum Bagi Pencipta Berkaitan dengan Plagiarisme Karya Ilmiah di
Indonesia,” Arena Hukum Vol. 6, No. 1 (n.d.): 3.
[15] Andri
Wicaksono Fahrurrozi, Sekilas Tentang Bahasa Indonesia (Yogyakarta:
Garudhawaca, 2016), 183.
[17] Dedi
Wahyudi, “Islam dan Dialog Antar Kebudayaan (Studi Dinamika Islam di Dunia
Barat),” Fikri Vol. 1, No. 2, (Desember 2016): 11.
[18] Haxa
Soeprijanto, Panduan Mengelola Daftar Referensi Menggunakan Zotero
(Yogyakarta: Perpustakaan Universitas Gajah Mada, 2016), 2.