Pages

Ads 468x60px

Labels

iOS

5/Life%20Style/feat-tab

Facebook

Business

5/Cars/feat-tab

Author Details

Templatesyard is a blogger resources site is a provider of high quality blogger template with premium looking layout and robust design. The main mission of templatesyard is to provide the best quality blogger templates.

Post Bottom Ad

ad728

Videos

6/Tech/feat-videos

Technology

3/Tech/feat-grid

Fashion

5/Life%20Style/feat2

Header Ads

ad728

Breaking News

Android

5/Tech/feat-tab

Fashion

5/Cars/feat-tab

Follow Us @templatesyard

Translate

Recent Slider

5/Tech/feat-slider

Comments

3/recent-comments

Post Top Ad

ad728

Beauty

4/Cars/post-per-tag

Main Slider

5/slider-recent

Culture

4/Future/post-per-tag

Photography

3/Tech/post-per-tag

Recent

3/recent-posts

Popular Posts

Featured Posts

Rabu, 31 Januari 2018

Menyikapi Hoaks


Dewasa ini hidup kita sudah tidak terpisah dengan yang namanya internet. Mendengar kata internet rasanya semua orang sudah pasti mudeng. Apalagi kalangan pelajar dan mahasiswa. Baik internet sebagai sumber informasi maupun internet sebagai media pamer dan menyebar provokasi. Pelajar atau mahasiswa zaman sekarang kalau tidak punya whatsapp, facebook, instagram dan sederetan sosial media lain, pasti akan menyandang gelar kudet aliyas kurang up date.

Berawal dari kepemilikan sosial media dan murahnya jaringan internet, ternyata menjadi pengaruh bagi konsumtif bagi kita semua. Mulai dari konsumtif barang, jasa hingga informasi. Bahkan setiap hari kita pasti akan selalu mengonsumsi fast information. Sebagaimana kita tahu bahwa fast food tidak baik pengaruhnya bagi tubuh kita. Fast information yang kita dapat di broadcast sosial media juga sebenarnya ada dampak negatifnya bagi nutrisi otak kita. Broadcast melalui pesan singkat tak jarang kita jumpai tidak dapat dipertanggungjawabkan sumber referensi dan keilmiahannya. Tak memandang status pengguna sosial media itu, kini hoax tak jarang diidap oleh para intelektual sekalipun. Bahkan saya juga sering terperangkap hoax. Hanya saja saya jarang sekali ikutan menyebarkan berita-berita yang kebenarannya belum benar-benar saya yakini.

Persoalan selanjutnya adalah atas dasar apa orang-orang pengonsumsi hoax itu antusias menyebarkannya? Apakah dengan membroadcast ke semua kontak whatsappnya dia akan memperoleh vee? Ataukah ketika dia berhasil menyebarkan info singkat, padat dan tidak jelas itu dia akan mendapat marwah yang mulia di mata orang-orang? Toh kita sebagai penerima broadcast tak pernah mempertimbangkan itu. Setiap membaca peaan broadcast di grup atau pesan singkat lain, pernahkah kita memandang mulia si pengirim? Biasa saja kan?

Kenapa? Karena kita tahu informasi itu bukanlah dia si pengirim yang menulis. Karena kita tahu bahwa informasi itu pasti hanya dia dapat dari broadcast-an juga. Yang ketika ditanya lebih lanjut belum tentu si pengirim itu bisa menjelaskan lebih detailnya. Saya pernah membaca broadcast di sebuah grup whatsapp, si pengirim memberitahukan informasi beasiswa dengan sederet persyaratan yang bagi kami penghuni grup syarat-syarat itu bukan hal yang sulit. Tapi ternyata, dalam info itu tidak tertera alamat untuk mengirim syarat-syaratnya. Ketika ditanya, si pengirim juga tidak bisa menjawab atau menjelaskan bagaimana teknisnya. Nah seperti itulah, contoh informasi yang tidak bertanggung jawab. Bukannya mendapat marwah si pengirim justru akan merasa malu dan menyesal karena telah mem-broadcast informasi itu.

Selanjutnya apa yang perlu atau sebaiknya kita lakukan sebagai akademisi dalam menyikapi hal itu. Seperti yang sebagian orang katakan, "Menulislah." Dengan menulis kamu akan menjaga kewarasan. Dengan menulis kamu akan belajar bertanggungjawab atas apa yang kamu lakukan, atas apa yang kamu sampaikan, atas sumber-sumber informasi yang kamu dapatkan. Jangan hanya menjadi konsumtif informasi yang tanpa disadari kita sedang di kemudikan untuk membangun opini yang dikehendaki provokator. Tanpa berani memulai dan memproduksi informasi selamanya kamu akan jadi follower (pengikut) berita-berita hoax.

Sekian
Ririn Erviana

Minggu, 31 Desember 2017

Jaranan

Teman-teman yang bermukim di pulau Jawa dan sebagian wilayah Sumatera pasti sudah tidak asing lagi dengan pertunjukkan jaranan. Mengabaikan semua informasi yang benar, aku hanya ingin menyampaikan apa yang ku rasakan dan ku lihat. Dahulu ketika umurku masih terbilang balita, mamakku sangat antusias mengajakku nonton jaranan. Pun juga dengan koleksi VCD yang turut dipertontonkan kepadaku, tak absen dengan hiburan satu ini. Dan seingatku terakhir melihat pertunjukkan jaranan ketika kelas 6 SD. Ketika itu, ada pertunjukkan jaranan di desa sebelah yaitu Kibang Tri Jaya, sementara aku berdomisili di Kibang Budi Jaya ngikut mbok e (mamaknya mamakku).

Saat itulah aku tahu bahwa dalam pertunjukkan jaranan disertai dengan aksi "Ndadi" yang kerap mengundang ketegangan dan kelucuan. Karena sebelumnya meski aku sering diajak nonton jaranan, aku hanya melihat beberapa penari laki-laki dipacak i sedekimian rupa sehingga sangat indah dilihat karena berlenggak-lenggok serempak dengan kawannya. Sejak saat itulah aku mengerti betapa seramnya pertunjukkan jaranan.

Hingga akhirnya, 8 tahun berlalu baru kali ini aku menonton pertunjukkan jaranan lagi. Pertunjukkan jaranan ini diadakan di blok D Desa Dabuk Rejo, Kecamatan Lempuing Kabupaten Ogan Komering Ilir dimana aku tinggal bersama mamak sekarang. Pukul 2 siang saat matahari tengah bersemangat memancarkan sinarnya, aku bergegas menonton jaranan demi nostalgia hiburanku waktu kecil. Dengan mengendarai motor jupiter z hijau yang baru saja dicuci aku bersama adik perempuanku menuju tempat pertunjukkan jaranan. Sampai di sana ternyata sudah mulai, para penari jaranan sudah dengan serempaknya berlenggak-lenggok dikelilingi para penduduk sekitar yang menonton. Riuh gembira para penonton seakan berbanding lurus dengan sinar matahari yang tanpa malu mengeluarkan pancaran mautnya. Tak lama aku menonton tarian jaranan sambil mengenali para penarinya, adegan "Ndadi" pun muncul juga.

Seraya menyoraki orang-orang yang "Ndadi" aku ngakak melihat satu tokoh yang menurutku lucu. Karena di alam sadarnya orang ini adalah orang yang serius dan yaahh lumayan bijak gitu. Ketika aku melihat beliau "Ndadi" rasa kemekelku ndak ilang. Kemudian ada orang yang ku kira umurnya sudah lima puluh tahun lebih juga ikut ndadi. Selanjutnya beberapa anak muda juga ada yang ndadi.

Barangkali hiburan sesungguhnya dari sebuah pertunjukan jaranan bukanlah tarian indah di awal. Melainkan peristiwa ndadi ini, dimana orangnya tidak sadar menari-nari, memakan makanan mentah, atai ndlosoran nggak jelas. Perlu diketahui juga, penularan ndadi ini terjadi ketika satu korban ndadi membisiki orang waras sekitarnya. Tapi adapula yang dibisiki dia nggak ketularan ndadi. Maka inilah yang selanjutnya menjadi perhatianku. Kenapa virus ndadi tidak menyerang semua orang? Aku berpikir apakah ndadi ini cuma bohongan? Tapi aneh juga kalau bohongan, apa tidak malu ditonton orang banyak, sedang dia menari-nari seperti itu. Pun juga ketika ndadi si komando jaranan itu biasanya memukul badan orang yang ndadi dengan pecut, kan sakit kalau itu dalam keadaan sadar? Aneh juga yaa.

Aku juga bertanya pada penonton lain tentang hal ini. Menurut keterangan mereka, orang yang ndadi begitu sadar tidak akan merasa njarem (red: sakit). Tapi aku masih belum percaya sih. Hipotesaku sih, orang yang ndadi akan tetap merasakan njarem di tubuhnya. Aku juga bertanya-tanya tentang apa yang dibisikan komando jaranan kepada korban ndadi. Kok bisa gitu yaa? Dengan bisikan itu tiba-tiba orang jadi kaku terus nggak sadar dan joget-joget menggila.

Ririn Erviana

Kamis, 12 Oktober 2017

STRATEGI PEMBELAJARAN




sumber gambar: http://www.anneahira.com/langkah-langkah-strategi-pembelajaran.htm

MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN
STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI
Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mandiri mata Kuliah Strategi Pembelajaran
Dosen Pengampu : Buyung Syukron, M.Pd



Disusun Oleh:
RIRIN ERVIANA (1501010213)


JURUSAN TARBIYAH/PAI/A/3
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
JURAI SIWO METRO
TAHUN AKADEMIK 2016


KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, makalah tentang Model Pembelajaran inkuiri ini dapat penulis selesaikan sebagaimana mestinya. Shalawat dan salam tak lupa kita kirimkan kepada Baginda Rasulullah SAW sebagai suri tauladan yang patut kita teladani.
Makalah ini penulis susun sebagai tugas mandiri mata kuliah Strategi Pembelajaran yang diampu oleh Bapak Buyung Syukron, M.Pd. Makalah ini membahas tentang Pengertian pembelajaran inkuiri dan bagaimana proses pembelajaran menggunakan model inkuiri. Agar Mahasiswa dan penulis dapat memahami cara kerja model pembelajaran inkuiri sehingga nanti dapat mengimplementasikannya kepada peserta didik
Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini, yang telah memberikan sumbangsihnya sehingga makalah ini bisa diselesaikan. Oleh karena itu, penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.        Bapak Buyung Syukron selaku dosen pengampu mata kuliah Strategi Pembelajaran
2.        Teman-teman mahasiswa yang tergabung dalam kelas A.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan dampak positif dan penunjang pembahasan materi bagi teman-teman mahasiswa bukan saja dari segi kulit dan kertasnya tapi juga pesan-pesannya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb       



Metro, 24 November 2016

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Judul.............................................................................................      i
Kata Pengantar............................................................................................      ii
Daftar Isi.......................................................................................................      iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................      1
A.    Latar Belakang...................................................................................      1
B.     Rumusan Masalah..............................................................................      1
C.     Tujuan Penulisan................................................................................      2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................      3
A.    Pengertian Strategi Pembelajaran Inkuiri...........................................      3
B.     Prinsip-prinsip Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Inkuiri.................      5
C.     Proses Inkuiri......................................................................................      9
D.    Keunggulan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran Inkuiri.............      11
BAB III PENUTUP.....................................................................................      13
A.    Kesimpulan.........................................................................................      13
B.     Saran...................................................................................................      13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................      14

















BAB I
PENDAHULUAN
A.           LATAR BELAKANG MASALAH
Dewasa ini, tidak dipungkiri bahwa kesejahteraan masyarakat dan negara bergantung pada sumbangan kreatif dari masyarakat, untuk itu perlulah sikap dan perilaku dipupuk sejak dini pada peserta didik yang kelak mampu menghasilkan pengetahuan baru.
Sikap dan jiwa kreatif ditumbuhkan melalui proses pembelajaran baik di dalam institusi pendidikan, keluarga maupun masyarakat. Namun dikarenakan model pembelajaran yang monoton acap kali mengakibatkan kurangnya minat peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga tidak dapat memenuhi ketuntasan minimum dalam suatu mata pelajaran. Hal itu juga terkadang disebabkan tidak adanya kesempatan peserta didik dalam mengeksplor kompetensinya, sehingga sumber pengetahuan hanya berpusat pada pendidik saja.
Oleh karena itu, sekiranya perlu model pemrosesan informasi yang menekankan pada bagaimana seseoang berpikir dan bagaimana dampaknya terhadap cara-cara mengolah informasi.
Dasar dari pemecahan masalah adalah kemampuan untuk belajar dalam situasi proses berpikir. Dengan demikian, hal ini dapat diimplementasikan bahwa kepada siswa hendaknya diajarkan bagaimana belajar yang meliputi apa yang diajarkan, bagaimana hal itu diajarkan, jenis kondisi belajar, dan memperoleh pandangan baru. Salah satu yang termasuk dalam model pemrosesan informasi adalah model pembelajran inkuiri. Maka di dalam makalah ini penulis berusaha mengupas strategi pembelajaran inkuiri agar semakin menambah khazanah pengetahuan dan tentunya dapat mengimplementasikan dalam institusi pendidikan.

B.            RUMUSAN MASALAH
1.         Apa yang dimaksud dengan strategi pembelajaran inkuiri?
2.         Apa saja prinsip-prinsip dalam pembelajaran inkuiri?
3.         Bagaimana proses pembelajaran inkuiri?
4.         Apa saja keunggulan dan kekurangan strategi pembelajaran inkuiri?

C.           TUJUAN PENULISAN
1.         Mengerti dan memahami apa yang dimaksud dengan strategi pembelajaran inkuri.
2.         Memahami prinsip-prinsip yang harus dipakai dalam strategi pembelajaran inkuiri.
3.         Mengerti, memahami dan dapat mengaplikasikan strategi pembelajaran inkuiri.
4.         Mengerti dan memahami keunggulan dan kekurangan strategi pembelajaran inkuiri.
















BAB II
PEMBAHASAN
A.           PENGERTIAN  STRATEGI  PEMBELAJARAN IKUIRI
Istilah “inkuiri” berasal dari bahasa Inggris, yaitu inquiry yang berarti pertanyaan atau penyeledikan (Wina Sanjaya, 2007). Pembelajaran inkuiri adalah pembelajaran yang melibatkan seluruh kemampuan peserta didik secara maksimal untuk mencari dan menyelidikki secara sistematis, kritis, logis, dan analitis, sehingga peserta didik dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.[1]
Sund, seperti yang  dikutip oleh Suryosubroto (1993:193), menyatakan bahwa discovery merupakan bagian dari inquiry, atau inquiry merupakan perluasan proses discovery yang digunakan lebih mendalam. Inkuiri yang dalam bahasa Inggris inquiry, berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan. Inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi.[2]
Strategi pembelajaran inkuiri juga dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban yang sudah pasti dari suatu masalah yang dipertanyakan. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan.[3]
Strategi ini juga bisa dinamakan pembelajaran berbasis problem solving, namun sering disebut juga strategi inkuiri atau strategi discovery. Perbedaannya, strategi inkuiri lebih menekankan pada keyakinan atas diri sendiri terhadap apa yang ditemukan. Sedangkan, discovery  menekankan pada penemuan.[4]
Dari berbagai pendapat mengenai pengertian strategi pembelajaran inkuiri penulis memahami bahwa strategi pembelajaran inkuiri adalah pembelajaran yang menitikberatkan peran peserta didik dalam berpikir kritis dan analitis sehingga dapat menemukan jawaban dari sebuah permasalahan yang disajikan oleh pendidik.
Pengajaran inkuiri dibentuk atas dasar diskoveri, sebab seorang siswa harus menggunakan kemampuannya berdiskoveri dan kemampuan lainnya. Dalam inkuiri, seseorang bertindak sebagai seorang ilmuwan (scientist), melakukan eksperimen, dan mampu melakukan proses mental berinkuiri, adalah sebagai berikut.[5]
1.        Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang gejala alami
2.        Merumuskan masalah-masalah
3.        Merumuskan hipotesis-hipotesis
4.        Merancang pendekatan investigative yang meliputi eksperimen
5.        Melaksanakan eksperimen
6.        Mensistesiskan pengetahuan
7.        Memiliki sikap ilmiah, antara lain objektif, ingin tahu, keterbukaan, menginginkan dan menghormati model-model teoretis, serta bertanggung jawab.
Untuk mencipkatan kondisi seperti itu, peranan guru adalah sebagai berikut:[6]
1.         Motivator, member rangsangan agar siswa aktif dan bergairah berpikir
2.         Fasilitator, menunjukkan jalan keluar jika siswa mengalam kesulitan
3.         Penanya, menyandarkan siswa dari kekeliruan yang mereka buat.
4.         Administrator, bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan kelas.
5.         Pengarah, memimpin kegiatan siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
6.         Manajer, mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas.
7.         Rewarder, member penghargaan pada prestasi yang dicapai siswa.



B.       PRINSIP-PRINSIP PELAKSANAAN  STRATEGI  PEMBELAJARAN INKUIRI
Strategi pembelajaran inkuiri merupakan strategi yang menekankan kepada pengembangan intelektual anak. Perkembangan mental (intelektual) itu menurut Piaget dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu sebagai berikut:[7]
1.         Maturation atau kematangan adalah proses perubahan fisiologis dan anatomis, yaitu proses pertumbuhan fisik, yang meliputi pertumbuhan tubuh, pertumbuhan otak, dan pertumbuhan sistem saraf.
2.         Physical experience adalah tindakan-tindakan fisik yang dilakukan fisik yang dilakukan individu terhadap benda-benda yang ada di lingkungan sekitarnya. Aksi atau tindakan fisik yang dilakukan pada akhirnya akan bias ditransfer menjadi gagasan-gagasan atau ide-ide.
3.         Social experience adalah aktivitas pembelajaran yang berhubungan dengan orang lain. Ada dua aspek pengalaman sosial yang dapat membantu perkembangan intelektual. Pertama, pengalaman sosial dapat meningkatkan kemampuan bahasa. Kedua, melalui pengalaman sosial peserta didik akan mengurangi egocentric-nya. Sedikit demi sedikit akan muncul kesadaran bahwa ada orang lain yang mungkin berbeda dengan dirinya. Pengalaman semacam itu bermanfaat untuk mengembangkan konsep mental seperti kerendahan hati, toleransi, kejujuran etika, dan sebagainya.
4.         Equilibration adalah proses penyesuaian antara pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan baru yang ditemukan peserta didik. Adakalanya peserta didik dituntut untuk memperbaharui pengetahuan yang sudah terbentuk setelah ia menemukan informasi baru yang tidak sesuai.
Terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan strategi pembelajaran inkuiri.[8]
1.         Berorientasi Pada Pengembangan Intelektual
Kriteria keberhasilan proses dari proses pembelajaran dengan menggunakan strategi inkuiri bukan ditentukan oleh sejauh mana siswa dapat menguasai materi pembelajaran, akan tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu. Makna dari “sesuatu” yang harus ditemukan oleh siswa melalui proses berpikir adalah sesuatu yang dapat ditentukan, bukan sesuatu yang tidak pasti, oleh sebab itu setiap gagasan yang harus dikembangkan adalah gagasan yang dapat ditentukan.
2.         Prinsip interaksi
Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. Guru perlu mengarahkan (directing) agar siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka. Sering guru terjebak oleh kondisi yang tidak tepat mengenai proses interaksi itu sendiri. Misalnya, interaksi hanya berlangsung antarsiswa yang memiliki kemampuan berbicara saja walaupun pada kenyataannya pemahaman siswa tentang substansi permasalahan yang dibicarakan sangat kurang; atau guru justru menanggalkan peran sebagai pengatur interaksi itu sendiri.
3.         Prinsip Bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan strategi pembelajaran inkuiri adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir. Oleh sebab itu, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan. Selain itu, siswa akan bertanya jika mereka dihadapkan pada masalah yang membingungkan/kurang jelas. [9]Berbagai jenis dan teknik untuk bertanya perlu dikuasai oleh setiap guru, apakah itu bertanya hanya sekedar untuk meminta perhatian siswa, bertanya untuk melacak, bertanya untuk mengembangkan kemampuan atau bertanya untuk menguji.
4.         Prinsip Belajar Untuk Berpikir.
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think), yakni proses mengambangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan; baik otak reptil, otak limbik maupun otak neokortek. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal. Belajar yang hanya cenderung memanfaatkan otak kiri, misalnya dengan memaksa anak untuk berpikir logis dan rasional akan membuat anak dalam posisi “kering dan hampa”. Oleh karena itu, belajar berpikir logis dan rasional perlu didukung oleh pergerakan otak kanan, misalnya dengan memasukkan unsur-unsur yang dapat memengaruhi emosi, yaitu unsur estetika melalui proses pembelajaran yang menyenangkan dan menggairahkan.
5.         Prinsip Keterbukaan
Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Segala sesuatu mungkin saja terjadi. Oleh sebab itu, anak perlu diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.
Pendekatan inkuiri dalam mengajar termasuk pendekatan modern, yang sangat didambakan untuk dilaksanakan di setiap sekolah. Adanya tuduhan bahwa sekolah menciptakan kultur bisu, tidak akan terjadi apabila pendekatan ini digunakan. Pendekatan inkuiri dapat dilaksanakan apabila dipenuhi syarat-syarat berikut:[10](1) guru harus terampil memilih persoalan yang relevan untuk diajukan kepada kelas (persoalan bersumber dari bahan pelajaran yang menantang siswa/problematik) dan sesuai dengan daya nalar siswa; (2) guru harus terampil menumbuhkan motivasi belajar siswa dan menciptakan situasi belajar yang menyenangkan; (3) adanya fasilitas dan sumber belajar yang cukup; (4) adanya kebebasan siswa untuk berpendapat, berkarya, berdiskusi; (5) partisipasi setiap siswa dalam setiap kegiatan belajar; (6) guru tidak banyak campur tangan dan intervensi terhadap kegiatan siswa.
Menurut Gulo (2008:113-114), penyelesaian masalah dalam strategi pembelajaran inkuiri atau pembelajaran berbasis problem solving dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut:[11]
1.      Penyelesaian masalah berdasarkan pengalaman masa lalu
2.      Penyelesaian masalah berdasarkan intuitif
3.      Penyelesaian masalah berdasarkan trial and error
4.      Penyelesaian masalah secara otoritas
5.      Penyelesaian masalah secara metafisika
6.      Penyelesaian masalah secara ilmiah
7.      Penyelesaian masalah secara rasional melalui proses dedukasi dan induksi.
Pendekatan Inkuiri dalam pembelajaran
Guru memilih tingkah laku/Tujuan
Guru mengajukan pertanyaan yang dapat menumbuhkan siswa mengemukakan pendapatnya
Siswa mnetapkan hipotesis/praduga jawaban untuk dikaji lebih lanjut (alternatif jawaban)
Secara spontan siswa menjelajahi informasi/data untuk menguji praduga baik secara individu ataupun secara kelompok
Siswa tidak banyak berusaha mencari informasi untuk membuktikan praduga
Siswa menarik kesimpulan
Guru membantu siswa/mendorong melakukan kegiatan belajar untuk mencari informasi yang diperoleh
inkuiri
Siswa tidak banyak berusaha mencari informasi untuk membuktikan praduga

 


















C.           PROSES INKUIRI
Gulo (2002) menyatakan, bahwa inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional dan keterampilan inkuiri merupakan suatu proses yang bermula dari merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan.
Kendatipun model inkuiri paling banyak mendapat dukungan dan digunakan oleh para pendidik, namun tidak berarti bahwa metode lainnya diabaikan atau tidak digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan inkuiri. Penggunaan strategi inkuiri dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut.[12]
1.         Mengidentifikasi dan merumuskan situasi yang menjadi fokus inkuiri secara jelas.
2.         Mengajukan suatu pertanyaan tentang fakta.
3.         Memformulasikan hipotesis atau beberapa hipotesis untuk menjawab pertanyaan pada langkah 2
4.         Mengumpulkan informasi yang relevan dengan hipotesis dan menguji setiap hipotesis dengan data yang terkumpul.
5.         Merumuskan jawaban atas pertanyaan sesungguhnya dan menyatakan jawaban sebagai preposisi tentang fakta. Jawaban itu mungkin merupakan sintesis antara hipotesis yang diajukan dan hasil-hasil dari hipotesis yang diuji dengan informasi yang terkumpul.
Menurut J. Dewey, strategi pembelajaran inkuiri, atau pembelajaran berbasis problem solving dilakukan dalam enam tahap yang disajikan dalam bentuk table berikut ini.
Tahap-Tahap
Kemampuan yang diberikan
1.         Merumuskan masalah
Mengetahui dan merumuskan masalah secara jelas
2.         Menelaah masalah
Menggunakan pengetahuan untuk memperinci, dan menganalisis masalah dari berbagai sudut.

3.         Merumuskan hipotesis
Berimajinasi dan menghayati ruang lingkup, sebab-akibat, dan alternatif penyelesaian.
4.         Mengumpulkan dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis
1.    Kecakapan mencari dan menyusun data.
2.    Menyajikan data dalam bentuk diagram, gambar dan tabel.
5.         Pembuktian hipotesis
1.    Kecakapan menelaah dan membahas data.
2.    Kecakapan menhubung-hubungkan dan menghitung.
3.    Keterampilan mengambil keputusan dan kesimpulan.
6.         Menentukan pilihan penyelesaian
1.    Kecakapan membuat alternatif penyelesaian.
2.    Kecakapan menilai pilihan dengan memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap pilihan.

Strategi pembelajaran inkuiri tercipta melalui konfrontasi intelektual, dimana siswa dihadapkan pada situasi yang aneh dan mereka mulai bertanya-tanya tentang hal tersebut. Dikarenakan tujuan akhir model ini adalah pembentukan pengetahuan baru, maka siswa dihadapkan pada suatu yang memungkinkan untuk diselidiki dengan lebih cermat (Joice and Weil, 1986).[13]
Para siswa didorong untuk mencari pengetahuan sendiri, bukan dijejali dengan pengetahuan. Strategi instruksional dapat berhasil bila guru memperhatikan kriteria sebagai berikut.[14]
1.          Mendefinisikan secara jelas topik inkuiri yang dianggap bermanfaat bagi siswa.
2.         Membentuk kelompok-kelompok dengan memperhatikan keseimbangan aspek akademik dan aspek sosial.
3.         Menjelaskan tugas dan menyediakan balikan kepada kelompok dengan cara yang responsive dan tepat waktu.
4.         Intervensi untuk meyakinkan terjadinya interaksi antara pribadi secara sehat dan terdapat dalam kemajuan pelaksanaan tugas.
5.         Melakukan evaluasi dengan berbagai cara untuk menilai kemajuan kelompok dan hasil yang dicapai.
Selain itu, pada pembelajaran inkuiri Suchman, peran guru memonitor pertanyaan siswa untuk mencegah agar proses inkuiri, tidak sama dengan permainan tebakan. Hal ini memerlukan dua aturan penting, yaitu:
1.         Pertanyaan harus dapat dijawab “ya” atau “tidak” dan harus diucapkan dengan suatu cara siswa dapat menjawab pertanyaan tersebut dengan melakukan pengamatan.
2.         Pertanyaan harus disusun sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan guru memberikan jawaban pertanyaan tersebut, tetapi mengarahkan siswa untuk menemukan jawabannya sendiri.[15]

D.      KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI
1.         Keunggulan Strategi Pembelajaran Inkuiri
Beberapa keunggulan strategi pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut:[16]
a.    Membantu peserta didik untuk mengembangkan, kesiapam, serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif;
b.    Peserta didik memperoleh pengetahuan secara individual sehingga dapat dimengerti dan mengendap dalam pikirannya;
c.    Dapat membangkitkan motivasi dan gairah belajar peserta didik untuk belajar lebih giat lagi;
d.   Memberikan peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan dan minat masing-masing;
e.    Memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada peserta didik dengan peran guru yang sangat terbatas.
2.         Kelemahan Strategi pembelajaran Inkuiri
Beberapa kelemahan strategi pembelajran inkuiri adalah sebagai berikut:[17]
a.    Siswa harus memiliki kesiapan dan kematangan mental, siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik;
b.    Keadaan kelas kenyataannya gemuk jumlah siswanya maka metode ini tidak akan mencapai hasil yang memuaskan;
c.    Guru dan siswa yang sudah sangat terbiasa dengan PBM gaya lama maka strategi ini akan mengecewakan;
d.   Ada kritik, bahwa proses dalam strategi pembelajaran inkuiri ini terlalu mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan perkembangan sikap dan keterampilan bagi siswa.










BAB III
PENUTUP
A.           KESIMPULAN
Strategi pembelajaran inkuiri adalah pembelajaran yang menitikberatkan peran peserta didik dalam berpikir kritis dan analitis sehingga dapat menemukan jawaban dari sebuah permasalahan yang disajikan oleh pendidik. Prinsip-prinsip strategi pembelajaran inkuiri yaitu: (1) Berorientasi Pada Pengembangan Intelektual, (2) Prinsip interaksi, (3) Prinsip Bertanya, (4) Prinsip Belajar Untuk Berpikir, dan (5) Prinsip Keterbukaan. Proses strategi pembelajaran inkuiri melalui konfrontasi intelektual, dimana siswa dihadapkan pada situasi yang aneh dan mereka mulai bertanya-tanya tentang hal tersebut. Dikarenakan tujuan akhir model ini adalah pembentukan pengetahuan baru, maka siswa dihadapkan pada suatu yang memungkinkan untuk diselidiki dengan lebih cermat (Joice and Weil, 1986).

B.            SARAN
Strategi pembelajaran inkuiri seyogyanya diiringi dengan kualitas tenaga pendidik yang mumpuni agar pengembangan ilmu yang terjadi dalam proses pembelajaran dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Juga siswa yang terlibat dalam pembelajaran tersebut tidak menyeleweng pemikirannya karena diluruskan oleh guru ketika jawaban yang diberikan kurang tepat.








DAFTAR PUSTAKA

Made Wena. 2012. Strategi Pembelajaran Inovatif  Kontemporer. (Jakarta:Bumi Aksara)
Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa. 2013.  Belajar dan Pembelajaran (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media)
Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana. 2009.  Konsep Strategi Pembelajaran. (Bandung: Refika Aditama)
Oemar Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. (Jakarta: Bumi Aksara)
Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. (Bandung:Remaja Rosdakarya)
Syaiful Sagala. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. (Bandung: Alfabeta)
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran, inovatif-progresif. (Jakarta:Kencana)
Wina Sanjaya. 2013.  Kurikulum dan Pembelajran. (Jakarta:Kencana)





[1] Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2013), h. 115
[2] Trianto, Mendesain Model Pembelajaran, inovatif-progresif, (Jakarta:Kencana, 2009), h. 166
[3] Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajran, (Jakarta:Kencana, 2008), h. 303
[4] Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), h. 333
[5] Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h. 219
[6] Trianto, Op.Cit, h. 167

[7] Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, Op.Cit, h. 118
[8] Wina Sanjaya, Op.Cit, h. 305-306

[9] Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif  Kontemporer, (Jakarta:Bumi Aksara, 2012), h. 76
[10] Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 197
[11] Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran, Op.Cit, h. 334
[12] Ibid, h. 220                                        
[13]Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif  Kontemporer, Op.Cit, h. 76
[14] Oemar Hamalik, Op.Cit, h. 221
[15] Trianto, Op.Cit, h. 171
[16] Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: Refika Aditama, 2009), h. 79
[17] Ibid, h. 79

bagaimana postingan ini?

 

Sample text

Sample Text

5/Cars/feat-tab

Sample Text

 
Blogger Templates